Google Center

UPDATE INFORMATION RELATED 2009

CARI INFORMASI KERJA LAINNYA
Custom Search

Friday, June 27, 2008

DEGRADASI NILAI ATAU HILANG SPIRIT

Dewasa ini sering ditayangkan di berita televisi mengenai berbagai aksi kriminal yang dirangkum dalam sebuah forum. Mulai dari aksi pencurian handphone, pembunuhan berencana, korupsi, perselingkuhan, seks bebas, sampai dengan masalah demo mahasiswa. Dalam kesempatan ini akan membahas hal yang sebenarnya tidak jauh dari masalah sosial masyarakat, sebut saja demo mahasiswa yang terjadi bulan Juni 2008 ini, sebagai aksi solidaritas antar mahasiswa UNAS, sehingga membentuk sebuah massa yang sebenarnya memiliki tujuan akhir yang sama, hanya pernyataan-pernyataan dan aspirasinya berbeda tapi pada intinya semua sama, yaitu ingin agar suara mereka didengar, diterima dan di akomodasi sebagai bentuk tindak lanjut dari aksi protes mahasiswa. Semua demo mahasiswa kalau sejenak dicermati sering berakhir ricuh dan dapat dipastikan akan melibatkan bentrok fisik antara aparat kepolisian dengan mahasiswa. Bentrok dipicu karena aspirasi mereka diterima padahal idealisme mereka sebagai mahasiswa masih tinggi untuk memperjuangkan “nasib rakyat” namun oleh anggota dewan hal ini dianggap sebagai angin lalu belaka dan lebih dilihat demo biasa dan nantinya aparat pasti bisa mengatasinya. Sekarang yang jadi masalahnya demo sudah terlalu sering dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat juga mahasiswa dengan mengusung bendera masing-masing serta dengan berbagai tuntutan yang beragam pula mulai dari turunkan harga BBM, naiknya harga kebutuhan pokok, sampai demo kenaikan gaji para pns dan guru bantu. Disini letak kesalahannya, coba bandingkan dengan demo tahun 1998 waktu pecahnya reformasi yang tidak luput atas prakarsa para tokoh reformasi Indonesia salah satunya Amien Rais, seluruh elemen mahasiswa dari berbagai universitas negeri maupun swasta baik di Jakarta, Yogyakarta, Makasar, Solo, Surabaya dan kota besar di Indonesia secara serentak melakukan demonstrasi menggulingkan Orde Baru dan menancapkan Masa reformasi, dan itu memang berhasil karena demo waktu itu benar full power dan serempak. Banyak korban yang didapat meninggal karena peluru nyasar atau memang diarahkan kepada mahasiswa, tapi jangan salah? Banyak juga korban orang hilang akibat ikut aktif dalam organisasi reformasi tersebut, hal ini masih diperjuangkan oleh KOMNAS HAM sampai sekarang. Ini sekelumit perbedaan kenapa demo sekarang jarang yang goal aspirasinya. Meskipun aspirasi yang di usulkan diterima oleh anggota Parlemen tapi pelaksanaannya bagaimana?

Dulu semangat untuk memperjuangkan nasib masih sangat besar, karena merasa senasib dan seperjuangan tapi sekarang rasa dan spirit kebersamaan itu sudah mulai hilang atau malah hilang sama sekali, karena egois dengan kepentingan masing – masing, “biarlah orang lain susah asal saya tidak celaka dan kesusahan serta bisa hidup enak”. Jika semua orang sudah berpola pikir demikian yang terjadi nantinya justru semakin hilang struktur yang menjadikan dasar bahwa kepentingan bersama menyangkut kepentingan individu juga. Bagaimana orang bisa tega melihat orang lain sengsara sedangkan dia enak enakan menikmati hidup dengan segala uang yang diperoleh dengan cepat.


THINK FAST….!!

No comments: